Selasa, 02 April 2013

Filled Under:

Setiap Kata Itu Pasti Tercatat

Allah SWT berfirman, “Tiada suatu kata yang diucapkan melainkan didekatnya ada malaikat pengawas yang selalu hadir.” (QS. Qaf: 18) Allah berfirman, “Sesungguhnya bagi kalian ada (malaikat-malaikat) yang mengawasi (perbuatan kalian) yang mulia (disisi Allah) dan yang mencatat (perbuatan itu). Mereka mengetahui apa yang kalian lakukan.” (QS. Al-Infithar: 10-12) Dalam firman ALLAH ada juga, “Inilah kitab (catatan) Kami yang menuturkan kepada kalian dengan benar. Sesungguhnya Kami telah menyuruh mencatat apa yang kalian telah kerjakan.” (QS. Al-Jatsiyah: 29) Banyak berbicara menyebabkan kejemuan pada manusia. Mereka akan berpaling dari Anda dan mereka tidak akan senang mendengar ucapan Anda. Dari Abu Wail, “Abdullah ibn Mas’ud sering mengingatkan manusia pada hari kamis, lalu seseorang berkata kepadanya, `Wahai Abdurrahman, aku begitu menyukai jika engkau mengingatkan kami setiap hari.’ Dia berkata, `Aku khawatir akan menjenuhkan kalian, maka aku memilih waktu yang tepat (tidak sering) untuk kalian dalam memberi nasehat, sebagaimana yang dilakukan oleh Nabi SAW terhadap kita’.” (HR. Bukhari dan Muslim) Oleh karena itu, para khatib Jum’at dianjurkan untuk meringkas khutbahnya. Nabi SAW bersabda, “Sesungguhnya shalat yang panjang dan khutbahnya yang ringkas merupakan pertanda akan kecerdasannya (imam dan khatib pada shalat jum’at). Maka panjangkanlah shalat dan ringkaskanlah khutbah, karena sebagian dari penjelasan (yang memukau) bagaikan sihir.” (HR. Muslim) ALLAH menganjurkan kita untuk membatasi pembicaraan dalam kebaikan dan meninggalkan ucapan yang tidak baik. ALLAH berfirman, “Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan- bisikan dari orang-orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, berbuat baik atau mengadakan perdamaian di antara manusia. Barangsiapa berbuat demikian karena mencari keridhaan ALLAH, maka kelak Kami memberi kepadanya pahala yang besar.” (QS. An- Nisa: 114) Rasulullah SAW telah membimbing kita untuk menjaga lisan: Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa beriman kepada ALLAH dan hari akhir, maka berkatalah yang baik atau diam.” (HR. Bukhari dan Muslim) Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa menjamin kepadaku akan apa yang ada diantara jenggot dan kumisnya (maksudnya adalah lisannya) dan apa yang berada di antara dua kakinya (maksudnya adalah kemaluannya), maka Aku menjamin surga baginya.” (HR. Bukhari dan Muslim) Rasulullah SAW juga bersabda, “Siapa yang diam, maka akan selamat.” Maka ringkas dan padat dalam berkata-kata sangat dianjurkan. Ini adalah bagian dari ke pahaman akan agama. Maka jangan banyak bicara, kecuali untuk sesuatu yang bermanfaat. “Di antara perangai Nabi adalah kemampuannya bertutur ringkas dan padat makna.” (HR. Bukhari dan Muslim) Allah telah memberikan nikmat kepada Nabi Daud as. berupa hikmah dan kecerdasan dalam berbicara dan menganalisa permasalahan yang dihadapi oleh kaumnya. “Kami berikan kepadanya hikmah dan kebijaksanaan dalam menyelesaikan perselisihan.” (QS. Shad: 20) Setelah delegasi Abdul Qays menemui Rasulullah SAW mereka mengatakan, “Wahai Rasulullah, kami datang kepadamu dari daerah yang jauh. Antara daerah kami dan daerahmu ini terdapat kampung Mudhar yang penduduknya masih kafir. Kami tidak bisa menemuimu kecuali pada bulan haram (suci). Oleh karena itu, ajarkan kepada kami satu perkara yang pasti, yang akan kami ajarkan kepada orang-orang setelah kami, yang menjamin kami masuk surga…” (HR. Bukhari dan Muslim) Mereka meminta sesuatu sederhana yang bisa memasukkan mereka ke surga. Setelah penjelasan ini, apakah Anda akan menjadi orang yang banyak bicara? Apakah Anda ingin catatan buku Anda di hari hari akhirat penuh dengan isu dan kesia-siaan? Apakah Anda ingin catatan buku Anda menjadi hitam dengan catatan gunjingan dan cacian terhadap orang lain? Banyak bicara akan menyebabkan kita kesulitan dalam menghadapi hari penghitungan (yaumull a-hisab). Banyak bicara menghilangkan wibawa. Banyak bicara akan menghilangkan ketenangan dan ketentraman. Banyak bicara membuat orang tidak mampu mengingat apa yang mereka dengar. Mereka hanya ingat sebagian dan lupa sebagian. Oleh karena itulah, ucapan-ucapan Rasulullah SAW sangat ringkas dan padat. Ketika Rasulullah berkata-kata, jika ada orang yang hendak menghitung kata-katanya, pasti dia dapat menghitungnya (HR. Bukhari dan Muslim) Shalawat dan salam bagi Nabi SAW yang memiliki budi pekerti yang luhur yang diutus sebagai pelengkap kesempurnaan akhlak mulia. *** die: Fikih Akhlak Oleh: Musthafa Al-Adawy

0 comments:

Posting Komentar

Copyright @ 2013 Muslim Journey.