Orang-orang pergi ke Timur, Barat, Utara dan Selatan, tetapi ke mana pun mereka pergi, fokus mereka tetap satu, yaitu qiblat. Allah berfirman bahwa ketika kalian ingin melakukan salat, arahkan muka kalian menuju Rumah Allah yang suci, yaitu Kabah. Sungguh Kami melihatmu (Wahai Muhammad saw) memalingkan mukamu mencari petunjuk ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke qiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram [Kabah]. Dan di mana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. Dan sesungguhnya orang-orang yang diberi Al Kitab memang mengetahui, bahwa itu adalah benar dari Tuhannya; dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan. [2:144] Di mana pun kalian berada, arahkan muka kalian ke arah masjid yang di dalamnya terdapat Kabah di Mekkah. Karena adanya Kabah, tempat di sekitarnya menjadi suci. Tempat itu dinamakan haram, artinya terlarang. Itu adalah tempat di mana dosa-dosa tidak diperkenankan. Itu adalah tempat yang suci, bahkan niat buruk pun akan ditulis sebagai amal buruk kalian. Ia disebut masjid, tetapi Allah membuatnya lebih dari itu. Pada kenyataannya, tempat itu adalah tempat di mana dosa-dosa tidak dapat diterima. Itulah sebabnya nama masjid itu dalam bahasa Arab disebut Masjidil Haram, artinya “Masjid Terlarang” (juga diterjemahkan sebagai “Masjid yang Suci”). Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. [17:1] Di mana pun tempat ini disebutkan, ia selalu Masjid al-Haram. Nama Masjid al-Haram berarti bahwa seseorang tidak diperkenankan melakukan perbuatan berdasarkan hasrat buruknyabahkan tak seorang pun diperkenankan mempunyai niat buruk di sana. Hanya keinginan yang baik dan pikiran yang baik yang diperbolehkan masuk, bukannya karakteristik binatang. Binatang bertindak tanpa batas pada perilaku mereka. Jadi “Masjid al-Haram” berarti masjid di mana perilaku rendah tidak diterima. Simbol terbaik untuk kelalaian adalah keledai. Bila orang mempunyai karakter seperti ini, kita katakan bahwa mereka menampilkan perilaku keledai. Kini, orang-orang membawa karakteristik ini. Kelalaian mereka membawa mereka ke perilaku buas, dan mereka melakukan segala macam perbuatan yang tidak dapat diterima. Setiap orang mempunyai tujuan dan harapan untuk mencapai tempat suci, dan bagi Muslim, tempat itu adalah Masjid al-Haram. Yang menjadi fokus bagi Muslim adalah untuk meraih level karakter yang sempurna, belajar darinya, dan mendapat pencerahan darinya. Allah mengetahui isi hati kita. Menurut ketulusan dan pencapaian kalian, Allah menghubungkan kalian dengan tujuan kalian. Dan orang-orang yang berjihad untuk Kami, Kami akan tunjukkan mereka pada jalan-jalan Kami, jalan-jalan yang sesuai bagi mereka. [29:69] Ada level-level pencapaian. Kita harus maju meninggalkan kelalaian kita, belajar dan mendidik diri kita dengan menjaga hubungan dengan seorang yang telah mendapat pencerahan. Allah berfirman, “Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar (dalam kata dan perbuatan)”. [9:119]. Hati yang mengkilap dari orang yang tulus dan jujur (shiddiq) adalah bak penampung cahaya surgawi dan berkah Ilahi agar termanifestasi. Orang seperti itu bagi kita adalah bagaikan matahari. Ketika matahari bersinar, seluruh dunia bersinar dari sumber energi itu yang membuat segalanya menjadi terlihat. Sebelumnya gelap, kemudian terang. Menurut kepribadian kalian dan sesuai dengan berapa banyak kalian membebaskan diri kalian dari perilaku “keledai” kepada level-level yang lebih tinggi yang telah diberikan oleh Allah. Fokus setiap orang seharusnya adalah tempat yang suci. Kita mulai membayangkan bahwa kita tahu sesuatu. Jika kita tahu sesuatu, kita harus berbuat berdasarkan pengetahuan itu dan mengikutinya sesuai dengan pemahaman kita. *** Mawlana Syekh Muhammad Hisyam Kabbani ar-Rabbani qs Dari Buku Sufi Science of Self Realization
Senin, 01 April 2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar