Selasa, 02 April 2013

Filled Under:

Samakah Tubuh Kita dengan Gajah?

Berlindung yang paling aman adalah hanya kepada Allah SWT. karena hanya Allah-lah Yang Maha Pencipta. Semua makhluk, baik yang kelihatan maupun yang tidak (yang gaib), Allah yang menciptakannya. Langit, Bumi beserta isinya semuanya Allah yang menciptakan. Oleh sebab itu, tidak ada lagi yang patut kita sembah dan memohon perlindungan-Nya kecuali hanya kepada Allah SWT. Kenapa kita harus berlindung? Karena, kita ini sebenarnya makhluk yang lemah, makhluk yang selalu digoda oleh setan la’natullah. Setiap gerak langkah kita, setan selalu mengikuti dan menggoda kita. Tidak ada celah bagi kita yang tidak ada setannya, semua celah yang ada dalam kehidupan kita pasti ada setannya. Siapa pun kita. Apakah kita ini sebagai Kyai, ustadz, guru, yang beriman atau pun tidak beriman kepada Allah SWT. semuanya pasti di goda oleh setan. “A’udzubillahiminasyaithaanirrajiim” “Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk” Kalimat ini sebagai titik awal kita setelah kita beriman kepada Allah SWT. Karena kita dituntut oleh Allah SWT. untuk selalu berlindung kepadaNya. Sebagaimana Allah juga telah memerintahkan kepada kita untuk membaca Al-Qur’an dengan diawali membaca Ta’awudz terlebih dahulu, sebagaimana firmanNya. ”Apabila kamu membaca Al-Qur’an, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari setan yang terkutuk.” (QS. An-Nahl (16): 98) Sebab, orang yang selalu berlindung kepada Allah, pasti tidak akan diganggu oleh setan. Serangan setan yang bertubi-tubi kepada orang tersebut dapat dipatahkan dengan mudah karena kezuhudannya atau ketaqwaannya kepada Allah SWT. Tapi alangkah ruginya diri kita, jika diri kita jauh dari Allah SWT. maka, ketika setan menyerang diri kita, kita akan mudah di kalahkannya dan ditaklukannya, sehingga diri kita akan menjadi tunggangannya setan la’natullah. Coba kita perhatikan orang-orang yang tubuhnya menjadi tunggangan setan la’natullah. Sombong, takabur, menghalalkan segala cara, adalah sifatnya. Melanggar perintah Allah SWT. adalah kebiasaannya, dan banyak lagi kebiasaan buruk yang dilakukannya. Semuanya tergantung perintah si penunggangnya. Maka azab Allah SWT. pasti datang kepadanya. Bukan hanya kepada si penunggangnya tapi juga kepada tunggangannya yaitu tubuh kita. Tulisan diatas mengingatkan diri kita kepada sebuah kisah, yang di abadikan didalam Al-Qur’an. Bagaimana Raja Abrahah dengan pasukan Gajahnya yang gagah perkasa menyerang kota Makkah dan ingin menghancurkan Ka’bah. Akan tetapi karena kesucian Ka’bah atau karena Allah telah ridha kepada Ka’bah sebagai Baitullah, maka serangan itu dapat di gagalkan dengan azab yang Allah turunkan melalui Burung- burung Ababil sebagaimana firman Allah, Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak terhadap tentara gajah. Bukankah Dia telah menjadikan tipu daya mereka (untuk menghancurkan ka’bah) itu sia-sia, dan Dia mengirimkan kepada mereka burung yang berbondong-bondong, yang melempari mereka dengan batu (berasal) dari tanah yang terbakar, lalu Dia menjadikan mereka seperti daun-daun yang dimakan (ulat). (QS. Al-Fiil (105): 1- 5) Kita bisa lihat, bagaimana Gajah yang gagah perkasa bisa di tundukan oleh kita sebagai penunggangnnya. Maka Gajah yang gagah perkasa itu akan turut kepada si penunggangnya. Kemana pun yang kita mau, maka Gajah itu pun akan turut mengikutinya. Bisa kita gunakan sebagai pembantu kita dalam bekerja dihutan misalkan, atau bisa juga sebagai alat transportasi, atau juga sebagai tontonan. Semuanya dapat kita lakukan tergantung keinginan kita dan Gajah itu pun akan mengikuti suruhan kita. Mau di buat baik (jinak) atau mau dibuat buas, terserah kita karena Gajah itu sudah tunduk kepada kita. Begitu juga dengan Raja Abrahah, dia menggunakan Gajah untuk menyerang kota Makkah untuk menghancurka Ka’bah. Tidak jauh beda dengan kita, seperti yang telah diuraikan diatas, bahwa kalau hati kita atau keimanan kita sudah dapat ditundukan oleh setan la’natullah, maka, diri kita pun akan dikendalikan oleh setan. Apa pun yang dimau setan, maka kita akan mengikutinya. Kalau sudah begitu, maka, diri kita sudah termasuk golongan yang ingkar (kafir) kepada Allah SWT. Orang yang seperti ini, mau di beri peringatan atau tidak kamu beri peringatan, mereka tidak juga akan beriman kepada Allah SWT., sebagaimana Allah SWT telah berfirman, “Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, kamu beri peringatan atau tidak kamu beri peringatan, mereka tidak juga akan beriman. Allah telah mengunci-mati hati dan pendengaran mereka, dan penglihatan mereka ditutup. Dan bagi mereka siksa yang amat berat.” (QS. Al-Baqarah (2): 6-7) Sahabat-sahabat sekalian, semoga ini menjadi bahan renungan bagi kita. Sehingga kita lebih waspada lagi dari tipu muslihatnya setan la’natullah, sehingga kita tidak dijadikannya sebagai tunggangannya. Anda bukan gajah, maka berlatihlah mengendalikan diri. Wallaahu a’lam *** abuluthfia.multiply.com

0 comments:

Posting Komentar

Copyright @ 2013 Muslim Journey.