Sabtu, 14 September 2013

Filled Under:

Shalat, Bagaimanapun Tetap Kewajiban!

Shalat, Bagaimanapun Tetap Kewajiban! Oleh Eko Hardjanto ”Setiap hari kubuka mata dari tidur di pagi hari sambil sesaat termenung, aku masih hidup. Seberapa baikkah shalatku. ” Teringat dulu ketika manusia agung itu menahan pedih di kala sakaratul maut, inilah yang diucapkannya, “Uushiikum bis shalati, wa maa malakat aimanukum, peliharalah shalat dan peliharalah orang-orang lemah di antaramu. ” Di luar pintu rumah Az-Zahra tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan. Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan. “Ummatii, ummatii, ummatiii”, “Umatku, umatku, umatku.” Dan, berakhirlah hidup manusia mulia yang dima’sum itu. Mari renungkan, betapa luar biasa amal shalat, sehingga Rasulullah masih sempat mewarisi wasiat shalat di akhir hidupnya, yaitu ketika rasa sakit tak ada yang menandingi lagi. Shalat, ia amal utama setelah syahadat, amal pertama diperhitungkan di akhirat. Shalat, ia mencerminkan kehidupan, dengannya tercegah perbuatan keji dan mungkar. Shalat, ia diperintahkan Allah langsung ketika Rasulullah Mi’raj di suatu malam. Lalu mari renungkan kisah para pejuang, di masa lalu, di padang pasir, di masa kini, di kegelapan hutan, di puncak gunung, dalam persembunyian. Shalat, ia membuat seorang luka berdiri di waktu malam, di tengah amuk pertempuran. Shalat, ia bagaikan rehat karena keringat dan darah seharian. Shalat, ia sarana mengadu dan memohon pertolongan. Shalat, ia sebuah amal para mujahid sebelum tiang gantungan Coba renungkan kisah di kala sakit di pembaringan. Shalat, ia dikerjakan dalam duduk, ataupun berbaring, tetap ia sebuah kewajiban. Dan sebuah akhir yang sangat perlu direnungkan. Shalat, ia dilakukan bagi manusia yang tak kuasa dalam diam, sesaat menuju pekuburan. Saudaraku, itulah shalat, sebuah kewajiban 17 kali ruku’ dalam sehari semalam yang seringkali tak lengkap, tanpa makna, bahkan hilang. Setiap hari kubuka mata dari tidur di pagi hari sambil sesaat termenung, aku masih hidup. Seberapa baikkah shalatku. *** Robbij’alni muqiimassholaati wamindzurriyati Ya Allah jadikan aku dan keturunanku orang-orang yang mendirikat sholat. *** Rotterdam, 18 Jumaadil Awwal 1428 H. Di balik meja kantor, hanya mendengar suara Adzan ”Islamic Finder”

0 comments:

Posting Komentar

Copyright @ 2013 Muslim Journey.