Sabtu, 14 September 2013

Filled Under:

kisah

Melukis Sejarah Bagaimanapun juga sejarah pasti akan mencatat setiap peristiwa; tertulis maupun tidak. Setiap orang yang melihat akan memberi persaksian kepada generasi selanjutnya tentang apa ia saksikan pada zamannya; peristiwa, tokoh, kepahlawanan, keadilan, kecerdasan, kebodohan, keberanian, kepengecutan dan lain sebagainya. Catatan sejarah anak manusia tidak akan pernah sepi dari berbagai kejadian dan kumpulan cerita kehidupan. Hingga kini, tercatat beberapa nama yang menjadi simbol dari sebuah karakter. Misalnya,dalam kepemimpinan; Nabi Muhammad, dalam keadilan; Umar Bin Khatab, dalam kelembutan; Ahnaf, dalam keberanian; Antarah, dalam kecerdasan; Iyas bin Muawiyah, dalam kedunguan; Habannaqah, dalam syi’ir; Al-Mutanabbi, dalam kebagusan; Nabi Yusuf, dalam kesabaran; Nabi Ayyub, dalam kebohongan; Musailamah, dalam kemunafikan; Abdullah Ibnu Ubay, dalam hikmah dan kebijaksanaan; Luqman, dalam hadits; Al-Bukhari, dan dalam Tasawuf; Al-Junaid. Di saat hidupnya, mungkin mereka tidak pernah mengira bahwa sosoknya akan dijadikan simbol sebuah sifat tertentu. Mereka menjalani hidup sesuai alur pikiran masing-masing. Tidak ada niat untuk dijadikan orang yang “ter..”. oleh orang-orang sesudahnya. Tapi kemudian sejarahlah yang mengabadikan namanya. Kita semua pasti akan menjadi bagian sejarah di masa depan. Saat generasi telah berganti; saat jatah hidup dimakan usia, saat umur berlalu mengiringi waktu, saat jarak terpaut begitu jauh dengan masa kehidupan kita saat ini. Saat itulah generasi baru akan bercerita tentang kakeknya, pamannya, bapaknya atau seseorang (yang mungkin itu saya atau anda) yang pernah diceritakan orang kepadanya. “Dan begitulah masa (kejayaan dan kehancuran) itu kami pergilirkan diantara manusia (agar mereka mendapat pelajaran)” (Q.S. Ali Imran: 140) Adalah hal yang tidak mungkin mengubah catatan sejarah yang telah tertulis dan diabadikan oleh zaman. Yang bisa dilakukan adalah merancang sejarah diri sebaiknya-baiknya. Apa yang kita inginkan menjadi citra diri masa mendatang bisa dituliskan sejak saat ini. Saya teringat sebuah nasehat; ”ukirlah kenangan, lukislah sejarah, dan jalanilah hidup dengan carta terbaik. Bagaimana engkau menjalani hidup, begitu pulalah kesan orang-orang disaat kematianmu” Wassalam *** Dari: Umarulfaruq Abubakar

0 comments:

Posting Komentar

Copyright @ 2013 Muslim Journey.