Sabtu, 14 September 2013

Filled Under:

Manusiawi

Putus Asa Oleh : Hidayatul Karomah Manusiawi apabila seseorang merasakan sedih atau kecewa atas sesuatu. Rasulullah SAW pun demikian, dalam doanya beliau senantiasa memohon supaya Abu Tholib, sang paman yang amat dicintai, dibukakan pintu hidayah untuk beriman dan memeluk Islam. Namun apa mau dikata, hingga ajal menjemput sang paman tidak juga mengucap syahadat sebagai ikrar seorang Muslim. Segala daya upaya telah dilakukan diiringi doa telah dipanjatkan pula, namun apa yang diharapkan tak juga menjadi kenyataan. Namun, tentu tidak tepat apabila memvonis usaha kita sia-sia. ”Katakanlah, Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS Az-Zumar [39]: 53). Di tengah upaya yang kita rasa telah maksimal, alangkah bijak apabila senantiasa menata batin menghadapi segala kemungkinan yang akan kita dapatkan. Kemungkinan terbaik maupun terburuk, kemungkinan berhasil maupun tidak berhasil. Ingatlah, ”Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.” (QS Al Baqarah [2]: 216). Menata hati untuk bisa menerima apa yang tengah kita hadapi, akan lebih berarti daripada berlarut-larut dalam kesedihan yang bisa membuat jatuh dalam keputusasaan. Apabila seseorang telah jatuh dalam keputusasaan, pikiran menjadi kosong, hidup terasa hampa dan tak berguna lagi. Hal ini memudahkan setan menjerumuskan dalam tindakan yang sangat fatal dan berbahaya. Fatal dunia dan akhirat. Na’udzubillahi min dzalik. Dengan menerima secara legowo dan senantiasa berpikir positif akan membuka pikiran mencari solusi, mengurai berbagai masalah atau cobaan. Karena sesungguhnya berputus asa tak mendatangkan manfaat apa pun kecuali tumpukan kerugian demi kerugian. Bagaimana mengatasi keputusasaan yang telanjur datang? Ingatlah selalu Allah tidak akan menimpakan cobaan di luar kesanggupan hamba-hamba-Nya. Apa yang kita terima, mungkin terasa berat di awalnya, namun kita tak tahu hikmah apa yang terkandung di dalamnya, yang mungkin justru akan menjadi ‘penyelamat’ kita di kemudian hari. Jadi, optimislah, karena Allah selalu beserta kita. *** Republika.co.id

0 comments:

Posting Komentar

Copyright @ 2013 Muslim Journey.