2Mother_son Perbedaan laki-laki dan perempuan, ternyata sudah terjadi sejak saat-saat awal penciptaan manusia di dalam rahim. Penyebab utamanya adalah terbentuknya hormon yang berbeda antara laki-laki dan perempuan. Laki-laki dikendalikan oleh hormon androgen. Sedangkan perempuan dipengaruhi oleh hormon estrogen. Hormon-hormon inilah yang bertanggungjawab terhadap terbentuknya fisik lelaki dan perempuan. Lelaki lebih berotot, sedangkan perempuan lebih lemah lembut. Lelaki berkumis dan bercambang, sedangkan perempuan tidak. Lelaki memiliki alat genital kelaki-lakian, sementara perempuan dengan genital kewanitaannya. Dan seterusnya. Tapi, darimanakah munculnya hormon-hormon itu? Dan kenapa bisa berbeda antara hormon lelaki dan hormon perempuan? Ternyata, ini disebabkan oleh perintah dari dalam genetika cikal bakal bayi. Rangkaian genetika adalah seperangkat perintah yang terdapat di dalam inti sel-sel manusia. Pada setiap inti selnya, manusia menyimpan sekitar 5 miliar perintah. Seperti program komputer saja layaknya. Pada saat pembentukan janin di dalam rahim, sperma sang ayah dengan ovum sang ibu menyumbangkan separo sifat-sifat mereka. Lantas, bergabung menjadi sebuah sel baru yang disebut sebagai Stem sel. Cikal bakal bayi. Di dalam sel tunggal itulah perintah penciptaan mulai berjalan. Ada perintah untuk membentuk kepala, membentuk tangan, kaki, dan berbagai organ-organ tubuh manusia, secara sempurna. Maka sel tunggal itu pun membelah menjadi bertriliun-triliun sel hanya dalam waktu sekitar 9 bulan. Dan kemudian membentuk struktur dan fungsi yang sangat canggih. Proses pembedaan antara lelaki dan perempuan dimulai hari ke-13 setelah sperma dan sel telur bergabung menjadi Stem sel. Dan baru berhenti sekitar 10 hari sesudah kelahiran bayi. Apakah yang terjadi saat itu? Ternyata ada jenis gen dalam sperma lelaki yang menyebabkan si bayi terbentuk menjadi bayi laki-laki atau bayi perempuan. Namanya Gen SRY alias Sexual Determining Region. Gen ini menghasilkan substansi yang disebut TDF, dan menyebabkan tumbuhnya alat kelamin lelaki atau alat kelamin perempuan. Adalah sangat menarik, jenis kelamin bayi yang akan lahir itu ternyata ditentukan oleh sang ayah lewat kromosom Y yang terdapat pada spermanya. Sedangkan sel telur ibu bersifat pasif dalam hal ini. Kromosom ayah memiliki kode XY. Sedangkan kromosom ibu berkode XX. Jika kromosom Y dari ayah bertemu dengan kromosom X dari ibu, maka janin tersebut akan berkembang menjadi bayi lelaki. Jika kromosom X dari ayah yang bertemu dengan X dari ibu, maka janin berkembang menjadi bayi perempuan. Ini persis seperti yang diceritakan oleh Al-Quran, bahwa penentu jenis kelamin lelaki dan perempuan adalah sperma ayah, bukan sel telur ibu. QS. An Najm (53): 45-46 dan sesungguhnya Dialah yang menciptakan pasangan laki-laki dan perempuan, dari sperma yang dipancarkan. Ini sungguh luar biasa. Sejak belasan abad yang lalu Al-Quran telah menunjukkan bahwa penentu jenis kelamin pada seorang bayi ternyata adalah sperma yang dipancarkan oleh sang ayah. Dan kini hal tersebut telah dibuktikan oleh ilmu pengetahuan. Hal ini sekaligus membuktikan bahwa antara laki-laki dan perempuan memang memiliki fungsi yang berbeda tapi saling melengkapi. Tidak bisa disamakan. Jika anda ingin memiliki bayi dengan jenis kelamin tertentu, maka yang harus direkayasa adalah sperma sang ayah. Nah, sejak penentuan jenis kelamin itu terjadi, maka janin bakal menghasilkan hormon yang berbeda. Pada janin laki-laki, ia akan menghasilkan hormon androgen alias hormon lelaki. Sedangkan pada wanita akan menghasilkan hormon estrogen. Sejak sekitar hari ke 13 itu janin laki-laki menghasilkan hormon-hormon lelaki yaitu testosteron dan MIS (Mullerian duct Inhibiting Substance). Kedua jenis hormon ini akan menyebabkan otak si janin bertumbuh menjadi otak laki-laki. Testosteron berfungsi untuk membentuk alat kelamin lelaki dengan segala perlengkapannya, serta menekan terbentuknya kelenjar susu. Sedangkan MIS bertugas untuk mencegah terbentuknya alat kelamin wanita, termasuk rahim dan saluran telur. Dengan demikian, secara berangsur-angsur janin itu akan mengarah kepada bentuk lelaki dengan segala kekhasannya. Sebaliknya, janin akan menjadi perempuan jika hormon yang bekerja adalah hormon-hormon estrogen. Secara bertahap si janin akan membentuk semua kelengkapan organ tubuh wanita. Perkembangan tersebut – baik pada lelaki maupun wanita – terjadi selama pembentukan bayi di dalam rahim, sampai usia sekitar 10 hari setelah kelahiran. Jika, dalam kurun 10 hari itu terjadi pengaruh-pengaruh pada sistem organ seks mereka, atau fungsi otaknya, maka boleh jadi hal itu akan mengganggu perilaku seksualnya di kemudian hari. Sebagai contoh, jika hewan percobaan yang berkelamin jantan dikebiri sesaat setelah kelahirannya, maka di waktu-waktu selanjutnya hewan tersebut akan bertingkah laku sebagai betina. Demikian pula penyuntikan hormon estrogen pada si jantan, juga menyebabkannya bertingkah laku sebagai betina. Pada manusia pun terjadi demikian. Jika ada seorang wanita disuntik dengan hormon laki-laki, maka ia akan menunjukkan sifat-sifat yang cenderung laki-laki dan lebih agresif dibanding sebelumnya. Demikian pula sebaliknya, jika seorang lelaki disuntik dengan hormon-hormon kewanitaan, maka ia akan menunjukkan gejala-gejala fisik dan bersikap sebagai perempuan. Karena itu jangan heran, pada seorang waria, mereka mengandalkan suntikan hormon itu untuk membentuk fisik mereka agar menjadi lebih wanita. Sekaligus akan berpengaruh pada beberapa sifatnya. Namun, tentu saja, tidak bisa sempurna. Karena sudah “telanjur jadi”. *** Oleh: Firliana Putri
Selasa, 17 September 2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar