Tinggal Pilih! Seperti Apa Kita di Hari Kiamat Pada hari kiamat keadaan manusia berbeda-beda satu sama lainnya. Ada yang tertunduk penuh penyesalan atas segala kebodohan yang selama ini mereka perbuat, ada juga yang bergembira dan berseri- seri, sebab hari kiamat merupakan awal perjumpaan mereka dengan Rabbnya. Keadaan Orang-orang kafir dan yang mengingkari Allah. Orang-orang yang mengingkari ayat-ayat Allah, mereka yang bergelimang maksiat dan tidak memperdulikan hukum-hukum Allah, pada hari kiamat akan merasakan penyesalan yang amat sangat. Tidak ada lagi yang dapat dilakukan kecuali menunduk, menyesali dosa-dosa yang ada. “(Yaitu) hari mereka keluar dari kubur dengan segera bagaikan berlari menuju patung (atau tujuan), dengan pandangan menunduk. Mereka ditimpa kehinaan. Itulah hari yang telah dijanjikan kepada mereka.” (QS.Al-Ma’arij:43-44) Pada saat itu orang-orang kafir dan mereka yang tidak berjalan pada tali Allah merasakan kemalangan, mereka keluar dalam keadaan hina, keringat bercucuran deras, mata mereka melotot, jiwa mereka kosong. Orang kafir pada saat itu merasakan ketakutan yang amat sangat. Seluruh aib terbuka, dan mereka malu sendiri dengan segala yang telah diperbuatnya. Siapakah mereka? Mereka adalah orang-orang kafir, orang kaya yang hidup mewah tetapi tidak peduli dengan saudaranya yang miskin, pelanggar janji, koruptor, perampas tanah, bermuka dua, pemerintah yang dzhalim, pembohong, pezina, tidak melakukan ibadah yang wajib dan mereka yang gemar bermaksiat. Keadaan Orang-orang Sholeh Berbeda dengan orang kafir dan mereka yang mengabaikan hukum-hukum Allah, orang-orang sholeh pada hari itu tidak mengalami ketakutan. Ketika bangkit dari kubur mereka disambut oleh para malaikat yang menenangkan perasaan dan menentramkan hati mereka. Mereka mendapatkan naungan dari Allah. “Hai hamba-hambaKu, hari ini kalian tidak takut dan tidak bersedih, (yaitu) orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami dan berserah diri.” (QS. Az-Zukhruf:68-69) Siapakah mereka ini? Merekalah pemuda yang tumbuh dalam ketaatan beribadah kepada Allah, yang mengendalikan jiwanya dengan kendali taqwa dan menahan hawa nafsunya, sehingga ia hidup dengan suci dan bersih. Diantara mereka ada juga orang yang memakmurkan mesjid, orang yang saling mencintai dan membenci karena Allah, orang yang bersedekah dengan ikhlas dan orang-orang yang dalam hatinya dipenuhi rasa takut kepada Allah, dikala berzikir sendirian air mata adalah teman yang menemani kesendiriannya. Sahabat semua, dimanakah posisi kita pada saat itu? Kita bebas memilih dan menentukan apakah ingin menjadi orang yang tertunduk dan terhina, atau menjadi orang yang disambut oleh malaikat yang akan memberikan ketenangan dan ketentraman? *** Maroji’: Kiamat besar Oleh Dr. Umar Sulaiman Al-Asyqar – eramuslim
Senin, 07 Oktober 2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar