Tahukah anda, apa arti dan makna ‘alif laam Miim’…? Tiba-tiba saja, aku terhenti membaca lembaran pertama Al-qur’an itu. Dan akupun tak kuasa lagi untuk melanjutkannya… Mataku berkaca-kaca. Kutahan tetesan air mataku, sebisanya. Ah! tidak bisa! Bahkan ada air mata yang menetes jatuh ke bajuku. Aku tak sanggup berucap. Tenggorokkanku terasa sakit. Lidahku kelu. Nafasku memburu. Tambah lama, air mataku semakin tak terbendung. Akhirnya berderai juga dan kubiarkan berjatuhan. Mengalir deras, entah membasahi apa saja yang ada di bawahnya. Aku tak tahu apa penyebabnya. Mungkin haru, mungkin rindu, mungkin takut, atau bahkan mungkin ada perasaan cemas. Semua bercampur menjadi satu. Tak bisa kugambarkan bagaimana perasaanku saat itu. Semua rasa ada di dalam qalbu. Semua itu terjadi ketika pandangan mataku terpaku pada ayat pertama surat Al-Baqarah yang berbunyi “alif laam miim…” Bahkan tanganku yang membawa kitab Al-Qur’an sempat bergetar menahan gejolak hati yang tak karuan rasanya. Itulah suasana hatiku ketika untuk pertama kali aku masuk ke masjid Nabawi. Aku bersama-sama dengan banyak orang masuk ke masjid Rasulullah. Saat itu aku tak mengetahui arah. Belok kanan, belok kiri atau lurus, aku tak tahu. Aku terus maju mengikuti saja kemana arah langkah kakiku membawa. Akhirnya aku melihat ada tempat kosong dalam sebuah shaf. Aku pun menuju ke tempat itu. Ku lakukan shalat dua rakaat. Setelah selesai aku mengambil kitab Al-qur’an untuk ku baca. Ketika aku menebarkan pandanganku ke kanan dan ke kiri, betapa terkejutnya aku. Karena tanpa kusadari aku sudah berada di dekat makam Rasulullah… Dan ternyata itulah yang disebut sebagai Raudhah. Sebuah taman surga yang selalu ku idamkan sejak aku mengikuti manasik haji dahulu. Ternyata saat itu tanpa kusengaja aku sudah berada di dalamnya. Maka, saat aku menyadari bahwa aku berada dekat sekali dengan Rasul tercinta. Aku ingin sekali membaca Al-Qur’an yang agung itu. Dan begitu aku membuka lembaran pertama dan bertemu dengan ayat pertama surat Al Baqarah, saat itulah aku tidak bisa mempertahankan keharuanku. Begitu bibirku menyentuh kalimat pendek yang hanya terdiri dari tiga huruf saja, alif, laam, dan ketika aku berusaha mencari arti dan maknanya… Aku merasa tidak bisa dan tidak mampu. Seketika itu juga aku merasa betapa kecilnya diri ini, betapa lemahnya, dan betapa tidak berdayanya…. Maka yang bisa aku lakukan hanyalah menangis. Tidak jelas kenapa dengan diriku. Tetapi yang kurasakan dan kuharapkan saat itu, aku ingin mohon ampun, atas segala kesalahanku, kesombonganku, keangkuhanku… Yang pernah, bahkan mungkin sering singgah dalam hatiku. Sebenarnya aku tidak tahu dan juga tidak mengerti apa makna huruf-huruf itu. Yang merupakan gabungan tiga huruf: alif, laam dan miim. Tetapi begitu aku membuka lembaran pertama Alqur’an dan bertemu dengan tiga huruf pertama dari surat Al-Baqarah itu, tiba-tiba hati bergetar, jantung berdegub lebih kencang, air mata tak tertahankan lagi…entah apa yang menyebabkannya. QS.Al-Baqarah (2) : 1-2 “Alif Laam Miim.” (hanya Allah yang mengetahui maksudnya). Kitab (Al-Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa. Kalau mengartikan 3 huruf saja aku tak mampu, bagaimana dengan ratusan ribu huruf yang berada di Al-Qur’an. Huruf-huruf itu tertata sedemikian indah. Membentuk kalimat dan ayat-ayat yang luar biasa. Penuh makna dan keseimbangan fantastis. Berfikir tentang hal itu, semakin bertambahlah rasa ketidak-mampuanku sebagai seorang hamba. Berkat alif laam miim, aku semakin merasa, dan semakin mengetahui betapa kecilnya manusia. Betapa rendahnya ilmu yang dimilikinya… Maka bertambah deraslah air mataku.. Itulah sebuah suasana hati di Raudhah. Sang taman surga..! Betapa indahnya jika hati manusia di dalam kesehariannya diwarnai oleh suasana Raudhah. Tentu hidup ini akan damai sejahtera. Semua orang akan peka dan peduli pada orang lain. Semua orang akan mengakui ketidak berdayaannya sebagai orang yang kecil, yang lemah, yang tak tahu apa-apa. Semua merasa dalam aktivitas hidupnya selalu dekat Rasulullah. Dekat dengan ajarannya, dekat sunahnya. Dekat dengan sifat-sifatnya yang jujur, yang amanah, yang selalu menyampaikan kebenaran, yang selalu menggunakan logika imannya. Rupanya hanya di Raudhah itulah, aku bisa bertemu dengan suasana hati yang seperti itu. Betapa seringnya aku membaca huruf-huruf alif, laam dan miim. Tetapi tidak pernah menemukan suasana hati semacam itu. Kecuali di Raudhah ini.. Rasulullah saw, bersabda ” Tempat yang terletak diantara rumahku dan mimbarku, merupakan suatu taman di antara taman-taman surga..” (HR. Bukhari, dari Abu Hurairah) *** Oleh Sahabat: Firliana Putri
Selasa, 19 Februari 2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar