Bukan saja Tan Malaka yang pertama sekali Pemimpin Indonesia, yang menulis (terbit 1925) bukuNaar de Republik Indonesia (Menuju Indonesia Merdeka) — Tan Malaka-lah Bapak Republik Indonesia.
Tetapi ide yang dituliskannya dalam buku-bukunya, alat filsafat yang dipergunakannya dalam perjuangan politik — menuju Indonesia Merdeka, lengkap meliputi semua aspek IPOLEKSOSBUD HANKAM.
Dialah Pemimpin Indonesia yang pertama-tama menyatakan Indonesia Negara berbentuk Republik — Tan Malaka memang Bapak Republik Indonesia.
Sementara Bung Karno dan Bung Hatta bekerjasama dengan Dai Nippon — sebagai taktik mendapatkan Kemerdekaan Indonesia, selama Perang Pasifik (Perang Dunia II) — Tan Malaka melalui Cina, Singapura, Burma, masuk kembali ke Semenanjung Melayu — Pulau Penang, menyeberang ke Medan-Deli, menyusuri ke Selatan Pulau Sumatera — menyeberangi Selat Sunda, tiba di Jakarta, menyusup sebagai Ilyas Hussein.
Ilyas Hussien bekerja di Bayah Kozan, di pertambangan batu bara di Bayah, Banten. Bekerja di antara para Romusha — menyaksikan penderitaan Romusha — menyusun kekuatan, mengorganisir sel-sel perlawanan melalui BPP PETA.
Bung Karno sebagai Cuo Sangi-In no Gico dan Bung Hatta sebagai Fuku Gico — datang mengunjungi Bayah Kozan, dan memberikan pidato ……………. yang isinya tentu sama dengan pidato-pidato sebelumnya …………… “ membantu kemenangan Dai Nippon setelah itu dijanjikan untuk mendapatkan kemerdekaan…………….”
Kaum pergerakan yang menolak bekerja sama dengan Dai Nippon, yang bergerak nyata — terutama kalangan pemuda, maupun kaum pergerakan di bawah tanah, ……………. Berbeda dalam hal ini,
Tan Malaka masih dalam penyamarannya di Bayah Kozan, sebagai Ilyas Hussien — mendapat kesempatan bertanya dalam forum itu (ia selaku panitia penerima tamu, sedang menghidangkan jaburan kue dan minuman) …………….
Dalam buku “Dari Penjara ke Penjara, jilid II hal 357, (ditulis Tan Malaka tahun 1947) ………………….Tergesa-gesa saya meletakkan talam kue dan minuman dari tempat yang paling belakang sekali saya meminta bertanya : ‘Kalau saya tidak salah, bahwa kemenangan berakhir dahulu dan dibelakangnya baru Kemerdekaan Indonesia. Artinya itu kemenangan terakhir dahulu dan dibelakangnya baru Kemerdekaan Indonesia. Tanya saya : ‘Apakah tidak lebih tepat, bahwa Kemerdekaan Indonesialah kelak yang lebih menjamin kemenangan terakhir ?”
Sejarah telah menukilkan kelompok pemuda-lah yang mendesak dan mematangkan Proklamasi Kemerdekaan (antara lain pemuda Adam Malik) Agustus 1945 — setelah gerakan bawah tanah Sutan Sjahrir memastikan berita Dai Nippon bertekuk lutut kepada Sekutu.
Proklamasi 17 Agustus 1945 — di-support dengan Rapat Raksasa di Lapangan Ikada September 1945, yang digerakkan oleh Tan Malaka dengan mengerahkan Rakyat dari Banten.
Rapat Raksasa Ikada itulah yang menjadi pegangan Sekutu (baca Amerika Serikat), bahwa Proklamasi Kemerdekaan Negara Republik Indonesia — didukung Seluruh Rakyatnya !
Adam Malik belakang hari menjadi Pemimpin Partai Murba yang didirikan Tan Malaka — berdasarkan Keputusan Presiden No. 53 tahun 1963 Tan Malaka diakui sebagai Pahlawan Nasional.
Pak Harto sebagai Presiden RI melalui Menlu Adam Malik, mengkonsolidasi dengan mengakhiri Dwikora (koreksi Bung Karno, ingin merebut Kalimantan Utara) — Indonesia rukun kembali dengan Malaysia — melaksanakan ide ASLIA Tan Malaka, membentuk ASEAN.
Integrasi Timor Timur sebagai propinsi Indonesia, di era Orde Baru Pak Harto, realisasi pelaksanaan ide Tan Malaka, bahwa Kemerdekaan Indonesia meliputi Malaya, Kalimantan Utara, Timor Portugis, dan seluruh Hindia Belanda.
Merdeka !
0 comments:
Posting Komentar