Tanggal 12 Rabi’ul Awal memiliki arti penting bagi Nabi Muhammad SAW dan seluruh ummat Islam di belahan dunia mana pun. Pada tanggal itu beliau dilahirkan, dan pada tanggal itu pula beliau wafat, tentu tahunnya berbeda. Sudah empat belas abad lebih kita terpisah dengan kehidupan Rasul yang agung Nabi Muhammad SAW namun gaung keindahan pribadinya tetap bergema sampai saat ini dan akan tetap demikian hingga putaran dunia ini berakhir. Bagi kita adalah bagaimana menyimak sirah-nya, mengambil ibrah-nya dan mengamalkan ghirah-nya. Sebab, sosok Nabi Muhammad SAW sebagai tokoh yang paling berpengaruh dalam sejarah peradaban dunia, sudah sepatutnya diteladani oleh kaum Muslimin. Tapi, roda kehidupan berputar terus tak terkendali, dan kehidupan ummat manusia pun bergerak mengikuti peregerakan zaman yang semakin hari semakin canggih. Pergerakan gaya hidup pun semakin hari semakin tak terkendali sehingga hampir kebanyakan manusia sudah terpedaya oleh tipu muslihatnya setan la’natullah, dan kehidupan manusia pun telah banyak berubah seiring dengan pergerakan gaya hidup itu sendiri. Banyak dari ummat manusia lebih mencintai dunia daripada kehidupan di akhirat kelak. Apalagi sekarang kita berada di sebuah zaman, yang menunjukkan bahwa manusia sudah benar-benar lebih sesat dari binatang; Seorang anak membunuh ibunya, seorang ibu membunuh anaknya, seorang ayah memperkosa anak perempuannya, aurat dipertontonkan dengan menggunakan kecanggihan teknologi, harga diri dijual menjadi ajang komoditi dan lain sebagainya. Itu semua terjadi karena, setiap manusia punya peluang untuk dijerumuskan oleh setan, sehingga kita juga merasa tidak aneh lagi di zaman sekarang ini, melihat banyak orang yang tidak melaksanakan shalat, tidak shaum ketika bulan Rammadhan, membuka aurat di tempat umum dan lain sebagainya. Dan perbuatan itu juga kadang atau malah kita sendiri yang suka melakukannya. Oleh karena itu, coba tanya diri kita, “Masihkah kita merasa sebagai umatnya Nabi Muhammad SAW??? “Masihkan kita mencintainya??? “Masihkan kita merindukan-Nya sehingga kita ingin sekali bertatap muka, mencium tangannya, mendekapnya, bercengkrama dan lain sebagainya??? Coba kita rasakan syair nashid dari Raihan yang berjudul Ya Rasulullah berikut ini, mudah-mudahan ini dapat membantu kita, menumbuhkan kembali kecintaan kita, kerinduan kita kepada Nabi Muhammad SAW yang mungkin telah lama kita campakkan ajarannya, perintahanya, anjurannya, akhlaknya dan lain sebagainya. Dan mudah- mudahan dengan perenungan ini juga kita masih merasa bahwa diri kita masih sebagai ummat Nabi Muhammad SAW yang berhak mendapatkan pembelaan beliau dihadapan Allah SWT dengan syafa’atnya: Alangkah indahnya hidup ini, andai dapat ku tatap wajahmu, Kan pasti mengalir air mataku, karena pancaran ketenanganmu Alangkah indahnya hidup ini, andai dapat ku kecup tanganmu, Moga mengalir keberkatan dalam diriku, untuk mengikut jejak langkahmu Ya Rasulallah, Ya Habiballah…, Tak pernah ku tatap wajahmu, Ya Rasulallah, Ya Habiballah…, Kami rindu padamu… Allahumma shalli ‘ala Muhammad, Ya Rabbi shalli ‘alaihi wa saliim, Allahumma shalli ‘ala Muhammad, Ya Rabbi shalli ‘alaihi wa saliim… Alangkah indahnya hidup ini, andai dapat ku dekap dirimu, Tiada kata yang dapat aku ucapkan, hanya Tuhan saja yang Tahu Ya Rasulallah, Ya Habiballah…, Tak pernah ku tatap wajahmu, Ya Rasulallah, Ya Habiballah…, Kami rindu padamu… Ku tahu cintamu kepada ummat, Ummati… ummati…, Kau tahu bimbangnya kau tentang kami, syafa’atkan kami… Alangkah indahnya hidup ini, andai dapat ku tatap wajahmu, Kan pasti mengalir air mataku, karena pancaran ketenanganmu Ya Rasulallah, Ya Habiballah…, Tak pernah ku tatap wajahmu, Ya Rasulallah, Ya Habiballah…, Kami rindu padamu… Ya Rasulallah, Ya Habiballah…, Terimalah kami sebagai ummatmu, Ya Rasulallah, Ya Habiballah…, Kurniakanlah syafa’atmu… Allahumma shalli ‘ala Muhammad, Ya Rabbi shalli ‘alaihi wa saliim, Allahumma shalli ‘ala Muhammad, Ya Rabbi shalli ‘alaihi wa saliim… Allahumma shalli ‘ala Muhammad, Ya Rabbi shalli ‘alaihi wa saliim, Allahumma shalli ‘ala Muhammad, Ya Rabbi shalli ‘alaihi wa saliim… “Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya”. (QS. Al-Ahzaab” (33): 56) *** Sumber: jkmhal.com
Sabtu, 25 Januari 2014
Filled Under:
Islam
Masihkah Kita Merasa Sebagai Ummatnya Nabi Muhammad SAW?
Posted By:
Akhmad Firdaus
on 06.23
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar